free counters

Krisis Identitas di Indonesia

Oleh: Angelina Restu
Topik: Identitas Nasional
Kunjungi Artikel Asli

Apa itu identitas Indonesia, identitas orang Indonesia, dan siapa itu orang Indonesia.
Identitas nasional bisa didefinisikan sebagai identitas bangsa Indonesia yang merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan tersebut merupakan gabungan dari unsur unsur pembentukan identitas yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan, bahasa (Yasni, 2010:33-34 ). Contohnya kita saat melakukan aktifitas yang sangat berdekatan dengan kehidupan kita yakni di internet, contohnya di website kaskus, kita butuh membuat user id untuk membuat identitas user id, baru kita bisa melakukan aktifitas disana posting, komentar, dsb, nah inilah identitas kita di website kaskus. Dengan mempunyai id kaskus, kita mempunyai koneksi dikenal anggota forum yang lain. Jadi di forum forum inilah kita bisa bangun identitas. Di dunia fakta forum misalnya: keluarga, sekolah, kerja, tempat sosial, hobi, politik, agama dan sebagainya. Jadi kita beraktifitas dalam komunitas, dan membangun identitas di komunitas tsb. Jadi identitas kita adalah gabungan dari seluruh identitas dimana kita aktif akan terlibat di dalamnya.
Bagaimana dengan identitas kolektif Indonesia. Biasanya kecenderungan identitas itu terkadang di umpamakan dengan tunggal dengan satu identitas saja. Padahal identitas tidak demikian .identitas itu tidak tunggal dan selalu banyak, punya signifikan dan real. Indonesia mempunyai spesifikasi yang luas . Jadi sulitnya bagi kita untuk menentukan suatu konsep identitas tunggal baik abstrak atau tidak abstrak untuk diterima di setiap orang sebagai identitas negara tersebut. Kaloupun ada itu adalah hasil usaha yang sungguh-sungguh. Seperti iklan, bisa dilakukan pemerintah atau kelompok-kelompok dengan doktrin. Japi sepertinya salah alamat untuk mencari identitas tunggal untuk menyatukan Apa itu identitas Indonesia. Identitas itu layaknya relasi karna identitas
Identitas Indonesia adalah karna relasi orang orang, kelurga, teman, hanya bisa tercapai dengan lingkungan nya yang makin baik, dengan tujuan membuat lingkungan makin baik. Maka mari membangun relasi antar induividu degan lebih baik dan dibangun bersama sama
Di dalam pergaulan, menghadapi globalisasi yang makin menjadi. Di sosialisasi kehidupan , perlu kita memikirkan mengapa kita atau teman-teman kita banyak yang lebih memilih menggunakan waktu santainya di Starbucks atau Kfc coffe yang lebih terkesan gengsi atau tidak ada unsur Indonesia, karna sungguh sangat bergaya Barat. Padahal, secangkir kopi racikan Starbucks Coffee di Negara asalnya lebih mahal enam sampai delapan kali dari harga racikan kopi yang asli ref1 dan juga menggunakan harga internasional yang juga pajak yang besar.

Identitas Indonesia adalah relasi antar individu di indonesia , dan ini sungguh kompleks. Terkadang Menurut Saya , masyarakat Indonesia terkadang sibuk membangun identitas baru seperti selalu update dan sebagian orang merancang identitas baru yang rasa-rasanya lain dengan identitas yang dimilikinya.
Identitas nasional dalam arus globalisasi budaya

Berbicara mengenai identitas nasional jelas dituliskan pada bagian pengantar bahwa kebudayaan-kebudayaan di Indonesia menunjukkan ketangguhannya dalam menjaga keberadaan kebudayaan dari dogma-dogma agama asing, khususnya budaya Jawa. Indonesia memiliki hal-hal yang positif untuk menghadapi globalisasi budaya. Pertama adalah jumlah penduduk yang sangat esar, yang menciptakan kekuatan bagi kebudayaan setempat. Kedua adalah bahasa Indonesia, yang hadir sebagai bahasa yang menyatukan keanekaragaman bahasa dan suku di Indonesia. Ketiga adalah warisan budaya milik Indonesia yang sangat besar, yang berasal dari Budha, Islam, dan Barat. Walaupun globalisasi dipandang sebagai ancaman, lantas tidak menjadikannya alasan utama ketika kehadirannya menimbulkan bermacam-macam kesempatan yang baik bagi individu dan masyarakat luas seperti: kesempatan ekonomis, wawasan lebih luas,, dan membuka diri terhadap nilai-nilai modernitas.

Seperti yang telah disinggung pada bagian penguraian definisi, mungkin saja,
identitas nasional bangsa Indonesia yang paling umum adalah bahasa Indonesia. Namun,
melihat riil masa kini (atau bisa jadi masa lalu), bahasa persuku malah bisa mengacaukan
penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu, sekaligus identitas nasional. Bahasa daerah yang lebih dulu ada sebelum Indonesia menjadi suatu wilayah yang berdaulat,
justru hingga sekarang masih tetap bertahan, terbukti dengan masih adanya penggunaan
bahasa kesukuan hingga sekarang ini, jika dibandingkan dengan penggunaan bahasa
Indonesia.

Banyak realita contoh di dunia nyata dalam lingkungan kita, pada penggunaan bahasa sehari hari atau bahasa Indonesia dengan tata bahasa seperti yang pernah diajarkan saat bangku sekolah, penggunan tata cara berbahasa masih sangat minim, bahkan hingga sekarang sampai sampai ada reality show yang diunggah oleh stasiun televisi swasta yang menghadirkan acara yang berjudul dimana mencari dan merekam situasi yang menampilkan kesalahan-kesalahan para figur publik dalam menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupannya sehari-hari. Ini adalah kritik bagi bahasa Indonesia yang juga adalah identitas nasional Indonesia, Bahkan oleh figure publik sekalipun masih ditemukan banyak kesalahan pengucapan atau penyampaian.

Jika demikian, globalisasi budaya bukan hanya menjadi faktor utama yang
mampu menghilangkan identitas nasional, jika globalisasi budaya dikategorikan sebagai salah
satu faktor yang mampu menghapus identitas nasional. Padahal masyarakat Indonesia sendiri
masih tidak mampu mengidentifikasi identitas nasional mereka. Bahwa ternyata, penggunaan
bahasa gaul Indonesia (Lu, Gue) dalam kasus-kasus tertentu lebih mencerminkan jiwa
metropolis Jakarta daripada Indonesia. Maka, bila identitas nasional Indonesia adalah
bahasa Indonesia, sementara bangsa Indonesia sendiri tidak mampu untuk menjaganya,
sangatlah perlu bagi bangsa Indonesia untuk kembali melihat Sumpah Pemuda agar mampu
memahami atau mengidentifikasi apa-apa saja identitas nasional Indonesia: territorial,
kebangsaan, dan bahasa.

Padahal, globalisasi budaya, hanya memperkecil ruangan budaya lintas teritorial agar lebih mudah untuk dipahami dan diakses, tanpa menghilangkan nilai-nilai yang dimiliki identitas nasional itu sendiri. Seperti Jeans, Harajuku, bahkan Starbukcs Corp, mereka menyesuaikan diri terhadap kultur atau budaya di dalam wilayah tersebut. Starbucks Corp, rela menggunakan bahasa masing-masing teritori untuk dapat lebih mudah diakses oleh Negara-negara diluar Negara asal Starbucks Corp, ini adalah tanda bahwa globalisasi dalam bentuk globalisasi budaya adalah sesuatu tren budaya populer menjadi lebih mudah untuk dipahami, diaksesi, dan diadaptasikan. Identitas nasional dalam kaitannya dengan globalisasi budaya, bukan sekedar untuk mempersalahkan globalisasi budaya sebagai penghancur identitas nasional, namun lebih jauh dan mendalam adalah mengenai pilihan rasionalitas bangsa Indonesia.

Dengan permasalahan Indonesia yang mempunyai beragam masalah:ekonomi kurang, Baiknya Indonesia mempunyai cita cita besar dalam hidup, dan belajar dari Negara lain yang lebih baik lewat globalisasi, namun tetap memilah hanya mengambil yang baik-baiknya saja. Lalu dibenahkan dengan perjalanan waktu, lalu bisa diterapkan dan menjadikan Indonesia yang lebih baik.

Karna terkadang orang bangga dengan pepatah “Be my self, be yourself, tapi yang dimengerti yakni be unchanging self, be mysef yang tidak berubah, be my self yang tidak baru, padahal siapa diantara kita, yang identitasnya, yang pribadinya cukup baik untuk bebannya di masa depan. 10 tahun lagi dari masa sekarang kita tidak akan cukup . Jadi kadang orang tidak mengerti pengertiannya tentang “Aku”
Karna yang paling tahu masalah kita , Yang paling tau sejarah kegagalan , Yang punya niatan untuk menghantui diri sendiri juga adalah kita. Jadi yang menentukan diri kita yang lebih baik adalah kita sendiri.

Reference:
1. Yasni Sodarnawati(2010) Citizenship. Jakarta. Media Aksara
2. http://www.scribd.com/doc/Globalisasi-Budaya-Dalam-Identitas-Nasional/
3. http://dinneno.wordpress.com/2011/08/29/antara-bahasa-indonesia-dan-bahasa-gaul/





0 comments:

Posting Komentar